Tulisan Arab Astaghfirullahaladzim: Istighfar dan Artinya
Pada postingan kali ini, santripedia akan membuat ulasan tentang kalimat istighfar. Dimana di sini akan dibahas beberapa pembahasan seputar istighfar, diantaranya adalah tulisan arab astagfirullahal adzim, arti dan maknanya, penjelasan dan manfaatnya, dan berbagai hal lainnya tentang astagfirullahal adzim secara lengkap.
Pembahasan ini dibuat karena banyak teman-teman netijen yang nyari. Setidaknya, menurut hasil riset kami di search engine, kebutuhan akan tulisan arab dan penjelasan tentang istighfar banyak dicari oleh masyarakat.
Oleh karena itu, santripedia ingin membantu teman-teman dengan menyediakan konten seputar tulisan arab astaghfirullah hal adzim yang bisa dicopy, artinya, dan penjelasan lengkapnya.
1. Astaghfirullahaladzim: Tulisan Arab, Latin dan Artinya
Bagi sahabat fillah yang sedang mencari tulisan arab astaghfirullahal 'adzim, berikut ini kami sajikan lengkap dengan harakat, tulisan latin dan artinya.
Dengan Harakat
Tulisan arab:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
Latin: Astaghfirullahal 'adziim
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
Tanpa Harakat
Tulisan Arab:
أستغفرالله العظيم
Latin: Astaghfirullahal 'adziim
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
Nah itulah tulisan arab astaghfirullahal adzim lengkap dengan harakat dan bisa dicopy untuk kebutuhan-kebutuhan penulisan istighfar. Misalnya dicopy untuk menulis pesan whatsapp, status facebook dan kebutuhan-kebutuhan tulisan lainnya.
2. Makna Astaghfirullahal 'Adziim
Astaghfirullahal adziim merupakan kalimat istighfar.
Secara bahasa, kalimat astaghfirullahal adziim terdiri dari tiga kata. Pertama, astaghfiru (اَسْتَغْفِرُ) yang artinya "aku memohon ampunan". Kedua, Allaha (اللهَ) yang artinya "kepada Allah". Dan ketiga, al-adziima (الْعَظِيْمَ) yang artinya "yang Maha Agung".
Kalimat ini digunakan ketika seseorang memohon ampunan kepada Allah SWT dari kesalahan dan dosa yang telah dilakukan. Kalimat ini juga berarti kita bertaubat kepada Allah dan hendaknya tidak mengulangi kesalahan yang sama.
3. Hadits Tentang Istighfar
Banyak sekali hadits-hadits Nabi yang menjelaskna tentang istighfar. Dan diantaranya adalah sebagai berikut sebagaimana kami kutip dari situs bincangsyariah.com,
Hadis Pertama
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ وَدَوَاءُ الذُّنُوْبِ الْاِسْتِغْفَارُ}.
Artinya: Nabi saw. bersabda, “Setiap penyakit itu ada obatnya dan obat-obatnya dosa adalah istighfar/meminta ampunan.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ad-Dailami dari sahabat Ali r.a.
Hadis Kedua
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لِكُلِّ شَيْءٍ حِلْيَةٌ وَحِلْيَةُ الذُّنُوبِ الْاِسْتِغْفَارُ}.
Artinya: Nabi saw. bersabda, “Setiap sesuatu itu ada perhiasannya dan perhiasan dosa-dosa adalah istighfar/meminta ampunan.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hadis Ketiga
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنِ اسْتَغْفَرَ غَفَرَ اللهُ لَهُ وَإِنْ كَانَ فَارًّا مِنَ الزَّحْفِ}.
Artinya: Nabi saw. bersabda, “Siapa yang meminta ampunan maka Allah akan mengampuninya meskipun ia lari dari peperangan.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hanya saja, terdapat hadis lain yang semakna dengan hadis tersebut riwayat imam Abu-Daud, At-Tirmidzi, dan imam Al-Hakim dari sahabat Ibnu Mas’ud sebagaimana berikut.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ ثَلاَثًا غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوبُهُ وَإِنْ كَانَ فَارًّا مِنَ الزَّحْفِ.
Artinya: Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang mengucapkan Astaghfirullahal ‘adzim alladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih (Aku meminta ampunan kepada Allah yang Maha Agung yang tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri. Aku bertaubat kepadaNya) tiga kali, maka dosa-dosanya telah diampuni meskipun ia lari dari medan peperangan (di mana hal itu adalah termasuk dosa yang besar).”
Hadis Keempat
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَا أَصَرَّ مَنِ اسْتَغْفَرَ وَإِنْ عَادَ فِى الْيَوْمِ سَبْعِيْنَ مَرَّةً}.
Artinya: Nabi saw. bersabda, “Tidak ada dosa yang menumpuk bagi orang yang meminta ampunan meskipun ia mengulanginya dalam sehari tujuh puluh kali.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Abu Daud dan imam At-Tirmidzi dari sahabat Abu Bakkar As-Shiddiq r.a.
Hadis Kelima
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنِ اسْتَغْفَرَ بَعْدَ الذُّنُوبِ غَفَرَ اللهُ لَهُ فَهُوَ لَها كَفَّارَةٌ}.
Artinya: Nabi saw. bersabda, “Siapa yang meminta ampunan/beristighfar setelah melakukan dosa-dosa, Allah mengampuninya, maka istighfarnya itu melebur dosa-dosanya.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya. Hanya saja beliau menyebutkan hadis lain yang semakna dengan hadis tersebut riwayat imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Demi jiwaku yang berada dalam genggamanNya, seandainya kalian tidak berdosa maka Allah akan pergi kepadamu, dan sungguh datang suatu kaum yang berdosa lalu mereka meminta ampunan kepada Allah ta’ala maka Allah mengampuni mereka.”
Hadis Keenam
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إِذَا كَثُرَ عَلَى أَحَدِكُمْ الذُّنُوب فَلْيَطْلُبِ الْمَغْفِرَةَ بِالْاِسْتِغْفَارِ}.
Artinya: Nabi saw. bersabda, “Jika dosa-dosa salah satu dari kalian itu banyak, maka mintalah ampunan dengan beristighfar.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hadis Ketujuh
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {إذَا كَثُرَتْ ذُنُوْبُ أَحَدِكُمْ فَلْيَسْتَغْفِرِ اللهَ}.
Artinya: Nabi saw. bersabda, “Jika dosa-dosa dari salah satu kalian itu banyak, maka mintalah ampunan kepada Allah.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hadis Kedelapan
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {الْاِسْتِغْفَارُ يَأكُلُ الذُّنُوْبَ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ الْيَابِسَ}.
Artinya: Nabi saw. bersabda, “Istighfar itu memakan dosa-dosa sebagaimana api melahap kayu bakar yang kering.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hadis Kesembilan
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {كَثْرَةُ الْاِسْتِغْفَارِ تَجْلُبُ الرِّزْقَ}.
Artinya: Nabi saw. bersabda, “Memperbanyak istighfar itu menarik rezeki.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hadis Kesepuluh
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {أكْثِرُوْا مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ، فَمَنْ أَكْثَرَ مِنْهُ جَعَلَ الله لَهُ مِنْ كُلِّ غَمٍّ وَهَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ}.
Artinya: Nabi saw. bersabda, “Perbanyaklah beristighfar, siapa yang memperbanyaknya maka Allah memberikan kelapangan untuknya dari setiap kesedihan dan kegundahan, dan Allah akan memberikan rezeki untuknya dari arah yang tidak terkira.” Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.
Hanya saja beliau menyebutkan beberapa hadis yang semakna dengan hadis tersebut yang diantaranya adalah riwayat imam Ahmad bin Hanbal dari sahabat Ibnu Abbas sebagaimana berikut.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أكْثَرَ مِنَ الاسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.
Artinya: Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang memperbanyak istighfar maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari setiap kegundahan, jalan keluar dari setiap kesempitan, dan Dia memberikan rezeki untuknya dari jalan yang tidak terduga.”
Hikmah Istighfar
Melakukan istighfar pada dasarnya merupakan salah satu anjuran syariat atau agama islam. Dalam islam setiap orang mukmin harus memperbanyak istighfar, terutama ketika sadar telah melakukan banyak dosa dan kesalahan. Baik dosa terhadap diri sendiri, orang lain, atau pun hubungannya dengan Allah SWT.
Sebab manusia memiliki keterkaitan-keterkaitan. Para ulama mengemukakan keterikatan tersebut dengan istilah hablum minannas (hubungan dengan sesama manusia), hablum minallah (hubungan dengan Allah) dan hablum minal 'alam (hubungan dengan alam semesta).
Sebagai manusia biasa, tentu tidak akan lepas dari salah dan lalai. Tidak ada manusia sempurna yang makshum kecuali para Nabi. Oleh karena itu, kesalahan adalah hal maklum meskipun harus dihindari dan tidak boleh disengaja untuk dilakukan.
Namun demikian, sebaik-baiknya orang yang salah dan berdosa adalah orang yang bertaubat dan mau mengakui serta meminta maaf atas kesalahannya. Setelahnya punya komitmen untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Itulah yang dinamakan taubatan nashuha. Yakni taubat yang sungguh-sungguh.
Adapun hikmah istighfar diantaranya:
- Bernilai ibadah karena istighfar merupakan ajaran agama
- Meningkatkan kualitas diri, karena istighfar adalah bentuk kesadaran atas kesalahan yang dilakukan dan menyesali serta memohon ampun kepada Allah dengan komitmen tidak mau mengulanginya lagi
- Memperbaiki hubungan sosial, karena dengan istighfar bisa mendorong kita untuk meminta maaf kepada orang-orang yang telah kita sakiti dengan kesalahan yang kita lakukan.
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadikan kita orang yang shaleh
- Menjadikan orang yang beristighfar menjadi orang yang pemaaf. Sebab kita akan sadar akan kesalahan bisa menimpa siapa saja, sehingga ketika ada orang yang berbuat salah pada kita dan meminta maaf, maka kita akan menjadi pribadi yang mudah memaafkan.