Untukmu yang Marah Ketika Baginda Nabi Dilecehkan
Ang Rifkiyal (Penulis) |
Untukmu yang sedang marah ketika mendengar kabar adanya pelecehan terhadap Baginda Nabi. Saya faham bagaimana perasaanmu.
Sesungguhnya marah, geram dan bencimu adalah tanda bahwa kamu menyayangi Nabi.
Namun perlu kamu tahu, penghinaan dan penistaan apa pun terhadap Baginda Nabi, tidak akan pernah melunturkan kemuliaan dan keluhuran Baginda Nabi, setitik pun.
Karena sampai kapan pun, Nabi akan tetap mulia, Nabi akan tetap istimewa.
Oleh karenanya, marah, benci, dan gerammu tidak usah merusak hati dan akal sehatmu. Apalagi sampai membuatmu menjadi jahat dan berperilaku buruk.
Tetaplah sabar dan janganlah terbawa emosi. Sebab sikap ini pula yang diajarkan dan dilakukan oleh Baginda Nabi.
Meraka, orang-orang kafir yang menghina dan menistakan Baginda Nabi sebetulnya hanya belum mengenal sosok Nabi saja. Sehingga mereka menggambarkan Nabi dengan banyak kekeliruan dan ketidak benaran.
Maka disinilah tugas kita, mengenalkan Nabi dan memperlihatkan kebenaran yang hakiki. Mereka inilah objek dakwah tauhid yang sebenarnya. Urgensinya lebih dari berdakwah di madrasah pengajian yang jama'ahnya sudah muslim semua.
Sampaikan kebenaran pada mereka dengan dakwah yang ramah, bukan dengan dakwah yang marah-marah. Sebab dakwah itu artinya mengajak, bukan mengejek, apalagi sampai membunuh.
Sebab nyawa orang kafir tidak untuk dibunuh. Mengutip ucapan Gus Mus, "jika setiap kafir dihabisi, maka yang islam hanya Nabi". Sampai sini harusnya faham.
Jika kamu membalas keburukan mereka dengan caci maki, memukul hingga membunuh, maka hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada malah menambah masalah. Mereka yang tidak mengenal Nabi akan semakin membenci Nabi. Mereka akan mengira bahwa seburuk itu lah ajaran yang dianut oleh pengikut Nabi.
Jika sudah demikian, lagi-lagi fenomena islamphobia yang justru ada. Dimana orang-orang kafir takut dan ngeri dengan islam. Dalam pandangan mereka, islam adalah agama yang ribut dan penuh dengan kekerasan.
Oleh karena itu, penting kita menjelaskan dan mengenalkan kebenaran dengan baik dan sabar, sebab tidak menutup kemungkinan banyak hal baik pula yang akan kita dapatkan. Salah satunya adalah simpati, yang memungkinkan adanya pintu hidayah untuk mereka masuk ke dalam islam.
*Ang Rifkiyal (Santri di salah satu Pondok Pesantren di Bandung Barat)