10 Hadits Nabi Tentang Cinta
Cinta seringkali menjadi bahasan yang menarik bagi semua elemen masyarakat. Khususnya bagi kalangan muda-mudi kaum milenial.
Membahas cinta erat kaitannya dengan kebahagiaan dan kesedihan. Orang yang memiliki cinta akan cenderung bahagia, sedang orang yang kehilangan cinta akan cenderung sedih dan merana.
Dalam islam, cinta dan mencintai adalah hal yang boleh. Sebab cinta merupakan fitrah sebagai naluri alami seorang manusia.
Baginda Nabi Muhammad SAW memberikan teladan kepada umatnya untuk menebarkan cinta dan kasih sayang.
Hanya saja, cinta di sini adalah cinta yang didasarkan karena Allah SWT yang di dalamnya ada dalam ketakwaan dan ketaatan. Adapun cinta yang melanggar syariat dan norma-norma agama, maka hal demikian adalah kekeliruan yang muncul dari nafsu dan penyimpangan semata.
Dalam postingan ini, kami akan sajikan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang eray kaitannya dengan cinta dan mencintai. Beberapa hadits mengungkapkan bagaimana Rasulullah SAW yang juga sangat mencintai isttinya, hadits lain mengungkapkan keutamaan memiliki rasa cinta, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah 10 Hadits Nabi tentang Cinta dan Mencintai:
1. Nabi Dianugrahi Cinta
عن عائشة رضي الله عنها قالت: ما غرت على نساء النبي صلى الله عليه وسلم إلا على خديجة وإني لم أدركها قالت: وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا ذبح الشاة فيقول: أرسلوا بها إلى أصدقاء خديجة قالت: فأغضبته يوماً فقلت: خَديجة فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِنِّي قَدْ رُزِقْتُ حُبَّهَا
Artinya:
Dari ‘Aisyah dia berkata: Saya tidak pernah merasa cemburu kepada para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain kecuali kepada Khadijah, meskipun ia tidak hidup semasa dengan saya. Pernah, pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih seekor kambing, beliau berkata: ‘Berikanlah sebagian daging kambing kepada teman-teman Khadijah! ‘ maka saya marah kepada Rasulullah sambil berkata: Khadijah?” Lalu beliau menjawab: “Sesungguhnya aku benar-benar telah dianugerahi cinta Khadijah”. (HR. Muslim)
2. Mencintai Saudara
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya:
“Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Ketika Pemabuk Mencintai Allah
حين رأى الرسول أن الصحابة يلعنون رجلاً من القوم يشرب الخمر فقال عليه الصلاة والسلام: لَا تَلعَنُوه، فَوَاللَّه مَا عَلِمتُ إِلَّا أنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
Artinya:
Suatu ketika, Rasulullah SAW melihat sahabat melaknat seorang laki-laki yang meminum khamr. Dan Rasulullah SAW berkata:
"Janganlah kalian laknat dia, demi Allah, aku tahu bahwa laki-laki ini mencintai Allah dan Rasul-Nya". (HR. Bukhari)
4. Tidaklah Beriman Kecuali Cinta
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا
Artinya:
"Demi Dzat yang jiwaku dalam genggamannya. Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan (sempurna) beriman sampai kalian saling mencintai". (HR. Muslim)
5. Cinta Dalam Pernikahan
مَا رَأَيتُ لِلمتَحَابّينَ مِثْلَ النِّكَاحِ
Artinya:
"Tidak pernah kulihat bagi dua orang yang saling mencintai semisal (cinta dalam) pernikahan". (HR. Baihaqi)
6. Mengungkapkan Cinta
إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ صَاحِبَهُ فَلْيَأْتِهِ فِي مَنْزِلِهِ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ
Artinya:
“Apabila salah seorang di antara kalian mencintai saudaranya, maka datanglah ke rumahnya, lalu beritahu ia bahwa engkau mencintainya.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)
7. Bersama Orang Dicintai
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ وَأَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Artinya:
“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai. Dan engkau akan bersama orang yang engkau cintai.” (HR. Tirmidzi)
8. Dicintai Allah
Rasulullah SAW bersabda kepada salah seorang sahabatnya:
إِنَّ فِيْكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ الْحِلْمُ وَالأَنَاةُ
Artinya:
”Sesungguhnya kamu mempunyai dua akhlak yang sangat dicintai Allah dan Rasul-Nya, yaitu sifat al-hilm (mampu menahan emosi) dan al-anah (sikap tenang dan tidak tergesa-gesa).” (HR.Muslim)
9. Mencintai Siapa Saja Karena Allah
يَآأَيُّهَا النَّاسُ اسْمَعُوْا وَاعْقِلُوْا وَاعْلَمُوْا أَنَّ لِلّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ عِبَادًا لَيْسُوْا بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ عَلَى مَجَالِسِهِمْ وَقُرْبِهِمْ مِنَ اللهِ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الْأَعْرَابِ مِنْ قَاصِيَةِ النَّاسِ وَأَلْوَى بِيَدِهِ إِلَى نَبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا نَبِيَّ اللهِ نَاسٌ مِنَ النَّاسِ لَيْسُوْا بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ عَلَى مَجَالِسِهِمْ وَقُرْبِهِمْ مِنَ اللهِ انْعَتْهُمْ لَنَا يَعْنِيْ صِفْهُمْ لَنَا فَسُرَّ وَجْهُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِسُؤَالِ الْأَعْرَابِيِّ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُمْ نَاسٌ مِنْ أَفْنَاءِ النَّاسِ وَنَوَازِعِ الْقَبَائِلِ لَمْ تَصِلْ بَيْنَهُمْ أَرْحَامٌ مُتَقَارِبَةٌ تَحَابُّوْا فِي اللهِ وَتَصَافَوْا يَضَعُ اللهُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ فَيُجْلِسُهُمْ عَلَيْهَا فَيَجْعَلُ وُجُوْهَهُمْ نُوْرًا وَثِيَابَهُمْ نُوْرًا يَفْزَعُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يَفْزَعُوْنَ وَهُمْ أَوْلِيَاءُ اللهِ الَّذِيْنَ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Artinya:
"Wahai sekalian manusia! Dengar, pahami dan ketahuilah bahwa Allah Azza wa Jalla memiliki hamba-hamba, mereka bukan para Nabi ataupun Syuhada (orang-orang yang mati syahid), akan tetapi para Nabi dan Syuhada merasa iri pada mereka karena tempat dan kedekatan mereka dengan Allah pada hari Kiamat". Kemudian, salah seorang Badui datang, dia berasal dari pedalaman jauh dan menyendiri, dia menunjuk tangannya ke arah Nabi SAW seraya berkata: “Wahai Nabi Allah! Sekelompok orang yang bukan para Nabi ataupun Syuhada tetapi para Nabi dan Syuhada merasa iri kepada mereka karena kedudukan dan kedekatan mereka dengan Allah, sebutkan ciri-ciri mereka untuk kami?” Wajah Rasulullah SAW bergembira karena pertanyaan orang Badui itu, lalu Rasulullah SAW bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang berasal dari berbagai penjuru dan orang-orang asing, diantara mereka tidak dihubungkan oleh kekerabatan yang dekat, mereka saling mencintai karena Allah dan saling tulus ikhlas, Allah menempatkan untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya pada hari Kiamat, Allah mendudukan mereka diatasnya, Allah menjadikan wajah-wajah mereka bercahaya, pakaian-pakaian mereka bercahaya, orang-orang ketakutan pada hari Kiamat sementara mereka tidak ketakutan, mereka adalah para wali-wali Allah yang tidak takut dan tidak bersedih hati." (HR. Ahmad)
10. Mencintai Khadijah
وَرَوَى أَحْمَدُ وَالطَّبَرَانِي مِنِ طَرِيْقِ مَسْرُوْق عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : كَانَ رسول الله صلى الله سلم لَا يَكَادُ يَخْرُجُ مِن الْبَيْتِ حَتَّى يَذْكُرُ خَدِيْجَةَ فَيُحُسِنُ الثَّنَاءَ عَلَيْهَا، فَذَكَرَهَا يَوْمًا مِن الْأَيَّامِ، فَأَخَذَتْنِي الغِيْرَةُ فَقُلْتُ: هَلْ كَانَتْ اِلَّا عَجُوْزًا قَدْ اَبْدَلَكَ الله خَيْرًا مِنْهَا؟. فَغَضَبَ ثُمَّ قَالَ: لَا واللهِ مَا أَبْدَلَنِي اللهُ خَيْرًا مِنْهَا، آمَنَتْ إِذْ كَفَرَ النَّاسُ، وَصَدَّقَنِي اِذْ كَذَّبَنِي النَّاسُ، وَوَاسَتْنِي بِمَالِهَا إِذْ حَرَّمَنِي النَّاسُ، وَرَزَقَنِي اللهُ مِنْهَا الوَلَدُ دُوْنَ غَيْرِهَا مِنَ النِّسَاءِ.
Artinya:
Imam Ahmad dan Thabrani meriwayatkan dari Masruq dari Aisyah. Aisyah berkata: "Rasulullah itu hampir tidak keluar rumah kecuali menyebut Khadijah dan memuji-mujinya. Aku pun cemburu, lalu berkata pada beliau: 'Bukankah dia hanya perempuan tua yang telah diganti oleh Allah dengan yang lebih baik?' Beliau pun lalu marah. Kemudian berkata: 'Demi Allah, Allah tidak menggantinya dengan yang lebih baik. Dia beriman di saat orang-orang masih kufur. Dia mempercayaiku di saat yang lain mendustakanku. Dia membantuku di saat yang orang-orang menghalangiku. Allah telah memberikan rizki anak melalui dia dan tidak melalui yang lain'. Kemudian Aisyah berkata: "Dalam hati aku berkata, 'aku tidak akan menyebut Khadijah dengang sesuatu yang buruk selamanya'". (HR Ahmad dan Thabrani)
Demikianlah 10 Hadits tentang Cinta dan Mencintai. Semoga kita semua mendapat manfaat dan menjadikannya teladan dalam kehidupan kita sehari-hari. Allahu a'lam.