Pidato Islami, Tema: Sebaik-baik Manusia (Khoirunnas)

Ang Rifkiyal
Pidato Islami, Tema: Sebaik-baik Manusia (Khoirunnas)

Pidato tidak sama dengan berbicara sebagaimana biasa dilakukan saat sedang ngobrol. Meski keduanya sama-sama menggunakan verbal, pidato memerlukan keahlian dan persiapan. Tidak semua orang bisa berbicara di depan umum. Oleh karena itu berpidato mesti menggunakan teknik dan kemampuan public speaking yang lebih khusus.

Berikut ini adalah naskah pidato islami dengan tema: "Sebaik-baiknya Manusia (Khoirunnnas)" bagi para pembaca Santripedia yang memerlukan contoh pidato dalam public speaking.

Tema Pidato: Sebaik-baik Manusia (Khairunnas)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻓَﻀَّﻞَ ﺑَﻨِﻰ ﺁﺩَﻡَ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻤَﻞِ ﻋَﻠَﻰ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻢِ... ﻭَﺍﻟﺼَّﻼَﺓُ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺳَﻴِّﺪِ ﺍﻟْﻌَﺮَﺏِ ﻭَﺍﻟْﻌَﺠَﻢِ... ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ ﻳَﻨَﺎﺑِﻴْﻊِ ﺍﻟْﻌُﻠُﻮْﻡِ ﻭَﺍﻟْﺤِﻜَﻢِ. ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ

Yang saya hormati, almukarrom sesepuh Pondok Pesantren Assalafiyah Mafazah Bandung Barat,

Yang saya hormati para dewan guru dan tenaga pengajar di Pondok Pesantren Assalafiyah Mafazah,

Dan yang saya banggakan, sahabat-sahabat seperjuangan para santri yang senantiasa istiqomah di jalan ilmu.

Terlebih dahulu marilah sama-sama kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kita, sehingga kita bisa berkumpul dan bemuwajahah di tempat yang insyallah penuh barokah ini. Shalawat dan salam mari kita limpahkan kepada jungjunan baginda Nabi kita, Nabi Muhammad SAW.

Hadirin yang Allah muliakan..
Sebagaimana kita ketahui, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain. Tidak ada satu manusia pun yang mampu hidup dan mengerjakan segala sesuatu dengan sendiri. Ada banyak hal di dunia ini yang mesti dikerjakan secara bersama dan dilakukan dengan cara gotong royong. Oleh karena itu, keterikatan antar sesama manusia adalah fitrah, dan merupakan sesuatu yang lazim keberadaannya.

Demikianlah. Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang saling membutuhkan. Oleh karena itu, saling membantu dan saling menolong adalah bagian dari cara kita untuk mengisinya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

خير الناس انفعهم للناس
Artinya:
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.."[1]

Menjadi manusia yang bermanfaat tentu adalah ciri khoirunnas, yakni manusia terbaik. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mencapai derajat itu. Sebab Rasulullah telah memberikan berbagai teladan kepada kita. Baik secara lisan, perbuatan, maupun sikap yang beliau tunjukan.

Diantaranya adalah anjuran untuk kita agar saling mengingatkan dalam mengerjakan kebaikan dan mencegah adanya perbuatan buruk. Yang kemudian kita kenal dengan istilah amar ma'ruf dan nahyi munkar.

Allah SWT berfirman:

ﻭَﻟْﺘَﻜُﻦ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﺃُﻣَّﺔٌ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻳَﺄْﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻭَﻳَﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨﻜَﺮِ ۚ ﻭَﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥ
Artinya:
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. ali Imran: 104)

Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Salamah al-Azamiy dalam kitab Tanwir al-Quluub bahwa, "amar ma'ruf dan nahyi munkar merupakan salah satu kewajiban terbesar dalam syari'at."

Hadirin yang Allah muliakan..
Menjadi manusia terbaik adalah cita-cita ideal yang harus dimiliki oleh seluruh umat manusia. Dan salah satu yang dapat menghantarkannya adalah dengan cara menjadi manusia yang bermanfaat sebagaimana yang telah disebutkan.

Semakin kita bermanfaat, maka kita akan semakin baik. Begitu pun sebaliknya, semakin kita tidak bermanfaat dalam arti malah memberi mafsadat, maka kita akan semakin buruk dan jauh dari derajat manusia terbaik.

Di era kemajuan teknologi dan informasi seperti sekarang ini misalnya, kita banyak menemukan contoh kecil perilaku yang dapat memberi manfaat, maupun perilaku kecil yang dapat memberi mafsadat.

Jika diantara kita ada yang menggunakan media sosial, kita akan menemukan berbagai macam karakter orang. Ada yang menggunakan media sosial secara bijak dan memafaatkannya untuk hal-hal positif, ada pula orang yang menggunakan media sosial secara tidak bijak dan menggunakannya untuk kejahatan yang dapat merugikan orang lain.

Hal terkecil misalnya, ada orang yang update status untuk memberikan informasi kebenaran. Ada pula orang yang update status untuk menyebar kebohongan atau dikenal dengan istilah hoax.

Semuanya adalah merupakan bagian dari fenomena sosial yang ada di sekitar kita. Dan tentu orang terbaik adalah ia yang memberi kemanfaatan.

Oleh sebab itu, kita tentu mesti selektif. Dan memilih jalan kebaikan dalam setiap situasi dan kondisi apa pun. Sebab, kebaikan yang kita pupuk, meski sekecil apapun, akan mengantarkan kita menuju derajat manusia terbaik.

Dalam hal ini, semua akan selaras dengan konsep takwa yang ditekankan oleh agama.

امتثال أوامر الله واجتناب نواهيه
Artinya:
"Menjalankan perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya."

Dan kita mesti ingat, bahwa takwa adalah jalan kemuliaan. Allah SWT berfirman:

ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢ
Artinya:
"Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling takwa di sisi Allah" (QS. al-Hujarat: 13)

Semoga kita senantiasa ada dalam kebaikan. Dan mampu istiqomah di jalan takwa untuk menggapai derajat khairunnas yang kita cita-citakan.

العفو منكم
والله الموفق الى اقوم الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____
[1] Hadis ini merupakan
penggalan dari hadis yang panjang. Diriwayatkan oleh Imam Al-Qona’i dalam kitab Musnad-nya dari Sahabat Jabir. Kemudian dinukil oleh Imam As-Suyuthi dalam kitabnya, Al- Jami’ ash-Shagir fi Ahadisi Al-Basyir An-Nadzir dan menurut beliau status hadis ini hasan, bukan sohih atau doif. Artinya hadis ini hadis yang baik dan dapat dijadikan hujjah atau pedoman.

Oleh:
Ang Rifkiyal
Contoh Pidato Islami, Pidato PAI, Pidato Agama Islam, Ceramah, Khutbah,