Pengertian Murakkab dan Pembagiannya dalam Ilmu Nahwu

Ang Rifkiyal

PENGERTIAN MURAKKAB

Murakkab adalah suatu ucapan yang tersusun dari dua kata atau lebih serta memiliki makna, baik makna yang sempurna seperti contoh:

النجاةُ فى الصدق
Artinya: "Keselamatan itu ada dalam kejujuran"

Maupun makna yang tidak sempurna seperti contoh:

 نور الشمس
"Cahaya matahari itu"

الإنسانية الفاضلة
"Kemanusiaan yang sempurna itu"

إن تُتقِن عَمَلك
"Jika terampil pekerjaanmu"

*Tiga contoh terakhir ini belum memiliki makna sempurna karena belum selesai makna seutuhnya.

PEMBAGIAN MURAKKAB

Murakkab terbagi menjadi enam jenis, yaitu: Murakkab Isnadi, Murakkab Idhofi, Murakkab Bayani, Murakkab Athfi, Murakkab Majzi, dan Murakkab Adadi.

1. Murokkab Isnadi (المركب الاسنادي او الجملة)
Murakkab Isnadi yaitu gabungan dua kata atau lebih yang berisi penyandaran status atau hukum terhadap suatu perkara. Misalnya saat kita ingin menyandarkan status “orang yang bersungguh-sungguh” pada sosok yang bernama Juahairi, maka kita ucapkan:

زُهيرٌ مجتهد
"Juhairi adalah orang yang bersungguh-sungguh."

Dalam contoh tersebut, yang berkedudukan sebagai status atau hukum dinamakan musnad (yakni lafadz mujtahid), sedangkan yang dihukuminya dinamakan musnad ilaih (yakni lafadz Juhairi).

Dan karena tersusun dari musnad dan musnad ilaih, maka murakkab isnadi biasa dinamakan juga dengan sebutan murakkab jumlah.

Contoh laiinya:

الحلمُ زينٌ
“Murah hati adalah suatu perhiasan”

Kata الحلمُ (murah hati) merupakan musnad ilaih, karena berkedudukan sebagai sesuatu yang dihukumi atau karena adanya suatu hukum yang bersandar kepadanya. Sedangkan kata زينٌ (perhiasan) merupakan musnad karena menjadi suatu hukum atau status yang bersandar terhadap lafadz الحلمُ .

Adapun kedudukan i’robiyyah yang biasa menduduki posisi musnad ilaih adalah sebagai berikut:

  1. Fa’il (الفاعلُ)
  2. Naibul fa’il (ونائبُ الفاعل)
  3. Mubtada (المبتدأُ)
  4. Isim fi’il naqish (اسمُ الفعلِ الناقص)
  5. Isim dari haraf-haraf yang beramal seperti amal lafadz laisa (ليس)
  6. Isim inna (اسمُ إنّ)
  7. Isim laa (اسمُ لا) 
Sedangkan yang biasa menduduki posisi musnad adalah sebagai berikut:
  1. Fi'il (الفعلُ)
  2. Isim fiil (واسمُ الفعل)
  3. Khobar mubtada (خبرُ المبتدأ)
  4. Khobar fiil naqish (خبرُ الفعل الناقص)
  5. Khobar dari haraf-haraf yang beramal seperti amal laisa (ليس)
  6. Khobar inna dan akhwatnya (خبرُ "إن" واخواتها) 
Adapun contohnya bisa kita cari sendiri.


2. Murokkab Idlofiy (المركب الاضافي)
Yaitu suatu susunan kata yang terdiri dari mudlof dan mudkof ilaih. Contoh:

كتاب التلميذ
خاتم فضةٍ
صوْم النهار

Hukum bagian yang kedua (mudlaf ilaih) dari murakkab idhofy selalu di jaar-kan sebagaimana telah anda ketahui pembahasannya dalam ilmu nahwu.

3. Murokkab Bayani (المركب البياني)
Yaitu suatu susunan kata, yang mana kata kedua menjelaskan terhadap makna dari kata yang pertama. Murakkab bayani terbagi menjadi tiga yaitu

  • Murakkab washfie, yaitu murakkab yang tersusun dari sifat dan mausuf. Contoh:

فاز التلميذُ المجتهدُ. أكرمتُ التلميذَ المجتهدَ. طابت اخلاقُ التلميذِ المجتهدِ

  • Murakkab taukidi, yaitu murakkab yang tersusun dari muakkad dan muakkid. Contoh:

جاء القومُ كلُّهُم. أكرمتُ القومَ كُلَّهم، أحسنتُ إلى القوم كلِّهم

  • Murakkab badali, Yaitu murakkab yang tersusun dari badal dan mubdal minhu. Contoh:

جاء خليلٌ أخوك. رأيت خليلاً أخاك. مررت بخليلٍ أخيكَ

Hukum-hukum dari bagian kedua murakkab bayani (sifat, badal, taukiid) semuanya mengikuti terhadap bagian pertama (maushuf, mubdal minhu, dan muakkad) dari segi i’rab-nya.

4. Murokkab Athfi (المركَّب العطفيُّ)
Yaitu murakkab yang tersusun dari ma’thuf dan ma’thuf alaih dengan menggunakan pelantara haraf athaf diantara keduanya. Contoh:

ينالُ التلميذُ والتلميذةُ الحمَ والثَّناء، إذا ثابرا على الدرس والاجتهاد

Hukum kata yang ada sesudah haraf athaf (ma’thuf) mengikuti ma’thuf alaih dari segi i’rab-nya.

5. Murokkab Majzi (المركب المزجي)
Murakkab mazjy yaitu murakkab yang terdiri dari dua kata namun dijadikan satu kata. Contoh:

بعلبكْ ويت لحمْ وحضْرموت وسيبويه وصباح مساء وشذر مذر

Adapun jika murakkab mazjy tediri dari alam maka i’rab-nya sebagaimana i’rab isim ghair munsharif. Kecuali juz kedua dari kalimat tersebut merupakan kata waih (ويْه) maka i’rab-nya harus mabni fatah selamanya contoh seperti lafadz “سيبويه”

6. Murakkab Adadi (المركب العددي)
Murakkab adady merupakan sebagian dari murakkab majaziyah. Penjelasan lengkapnya dibahas di dalam bab adad.

____
Ang Rifkiyal