2 Versi Doa Setelah Sholat Dhuha, Pilih Mana?
Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi dalam kitabnya Nihayatu Zain menceritakan ada 2 riwayat doa atau versi doa yang bisa dibaca setelah selesai sholat dhuha. Doa yang pertama adalah doa yang diriwayatkan oleh Ibnu Ulwan, sedangkan doa kedua adalah doa yang diriwayatkan oleh Sayyid Muhammad al-Bakry.
Doa setelah sholat dhuha versi Ibnu Ulwan adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ فُكَّ أَقْفَالَ قُلُوْبِنَا بِمَشِيْئَتِكَ وَأَحْسِنْ تَوْفِيْقَنَا بِدَوَامِ الصِّدْقِ فِي إِرَادَتِكَ وَانْشُرْ عَلَيْنَا فِي هَذِهِ السَّاعَةِ رَايَةَ هِدَايَتِكَ وَقَلِّدْنَا بِسُيُوْفِ وِلَايَتِكَ وَتَوِّجْنَا بِتِيْجَانِ مَعْرِفَتِكَ وَأَمْطِرْ عَلَيْنَا مِنْ سَحَائِبِ رَحْمَتِكَ وَاسْقِنَا مِنْ شَرَابِ مَحَبَّتِكَ وَأَثْبِتْنَا فِي دِيْوَانِ خَاصَّتِكَ وَأَوْقِفْنَا فِي مِيْدَانِ مُلَاحَظَتِكَ وَصُفَّ سَرَائِرَنَا وَنَوِّرْ أَبْصَارَنَا وَاجْمَعْنَا فِي حَظَائِرِ قُدْسِكَ وَآنِسْنَا بِلَطِيْفِ أُنْسِكَ وَلَا تَقْطَعْنَا بِغَيْرِكَ عَنْ نَفْسِكَ
اللَّهُمَّ مَا كَانَ مِنَّا مِنْ إِقْبَالٍ إِلَى غَيْرِكَ وَإِعْرَاضٍ عَنْكَ تَعَمُّدًا أَوْ خَطَأً أَوْ نِسْيَانًا فَأَزِلْهُ عَنَّا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
اللَّهُمَّ مَا كَانَ مِنَّا مِنْ إِقْبَالٍ إِلَى غَيْرِكَ وَإِعْرَاضٍ عَنْكَ تَعَمُّدًا أَوْ خَطَأً أَوْ نِسْيَانًا فَأَزِلْهُ عَنَّا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya:
“Ya Allah, bukalah gembok hati kami dengan kehendak-Mu, perbaikilah taufik kami dengan senantiasa benar dalam iradah-Mu, tebarkanlah pada kami panji hidayah-Mu saat ini, ikatlah kami dengan pedang kuasa-Mu, muliakanlah kami dengan mahkota makrifat-Mu, basahilah kami dengan hujan dari awan rahmat-Mu, berilah kami minuman dari air cinta-Mu, tetapkanlah kami di lingkaran orang-orang yang istimewa menurut-Mu, tetapkan kami di lapangan perhatian-Mu, rapikanlah niat kami, terangilah pandangan kami, kumpulkanlah kami di surga-Mu, sayangilah kami dengan kelembutan kasih-Mu, dan jangan Kau putuskan hubungan kami dan diri-Mu dengan ‘kehadiran’ yang lain.
Ya Allah, sesuatu yang dapat menghadapkan kami kepada selain-Mu dan dapat memalingkan kami dari-Mu baik sengaja, tidak sengaja, maupun karena lupa, maka lenyapkan dari kami. Sungguh, Kau berkuasa atas segala sesuatu,” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Indonesia, Dar Ihya al-Kutub al-Arobiyah], halaman 103).
Doa setelah sholat dhuha versi Sayyid Muhammad al-Bakry adalah sebagai berikut:
اِنَّ الضُحَا ضُحَاؤُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ وَالنُّوْرَ نُوْرُكَ وَالْعَظَمَةَ عَظَمَتُكَ اَسْأَلُكَ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ اَنْ تَسَخَّرَ لِيْ رِزْقًا حَلَالًا طَيِّبًا يَكُوْنُ عِصْمَةً لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَعَوْنًا لِيْ عَلَى ﺁخِرَتِيْ اَلَّلهُمَّ اَحْيِ رُوْحِيْ بِبَارَقَةٍ تَسْرِيْ فِيْ اَيِّ صُوْرَةٍ اَحْبَبْتُهَا بِكَ وَاَرِنِيْ بَدَائِعَ حِكْمَتِكَ فِيْ صُنْعِكَ حَتَّى اَحْكُمَ بِصُنْعَةِ كُلِّ مَصْنُوْعٍ فَاُقَابِلُ كُلًّا بِمَا يَجِبُ لَهُ عَلَيّ حَتَّى يَحْيَا لِيْ كُلُّ قَلْبٍ مَيِّتٍ وَتَنْقَادُ لِيْ كُلُّ نَفْسٍ اَبِيَّةٍ اِنَّ شَأْنَكَ الْعَدْلُ وَ الْاِصْلَاحُ وَاِلَيْكَ تُنْقَادُ النُّفُوْسُ وَالْاَرَوَاحُ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Artinya:
"Sesungguhnya waktu duha adalah waktu duha-Mu, dan kemuliaan adalah kemulian-Mu, dan cahaya adalah cahaya-Mu, dan keagungan adalah keagungan-Mu, hamba mohon dengan perantara duha-Mu, kemuliaan-Mu, kemenangan-Mu, dan keagungan-Mu, sibukkanlah hamba dalam mencari rejeki yang halal dan baik, yang ia dapat menjagaku dalam urusan agama dan dunia, dan menolong hamba atas kehidupan akhirat. Ya Allah, hidupkanlah jiwa hamba dengan penuh cahaya yang berjalan pada semua hal yang hamba cintai karena-Mu, tunjukkanlah pada hamba keindahan himah-Mu dalam ciptaan-Mu sehingga aku bisa menghukumi semua yang tercipta, maka aku mampu menerima semua yang diwajibkan padaku, sehingga hati yangmati bisa hidup sebab perantaraku, dan jiwa-jiwa yang terhina menjadi terarah karena perantaraku. Sesungguhnya Engkau Maha Adil dan Maha Memperbaiki. Kepada-Mu jiwa-jiwa dikembailikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu," (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Indonesia, Dar Ihya al-Kutub al-Arobiyah], halaman 103).
Doa Versi Mana Yang Terbaik?
Kedua doa di atas sama baiknya. Kita boleh memilih salah satunya. Dan alangkah lebih baik lagi apabila kita menggabungkan keduanya. Namun di indonesia, doa versi Sayyid Muhammad al-Bakry lebih populer dibanding doa Ibnu Ulwan sebagai doa setelah sholat dhuha.